berinteraksi dengan manusia lain memang memerlukan usaha dari diri sendiri. misalnya, usaha untuk mendengarkan, memahami, dan berpikir dari sudut pandang manusia tersebut. namun, usaha yang diperlukan untuk berinteraksi dengan manusia lain tidaklah sama: ada manusia-manusia yang rumit, berlapis-lapis, dan tersembunyi. manusia-manusia seperti inilah yang sering kali menyendiri, karena tidak banyak manusia lain yang mampu -- yang bersedia -- untuk menyelami kedalaman dan kerumitan pikiran manusia tersebut. oleh karena itu, jenis manusia ini menjadi tak tertahankan dan mengesalkan bagi manusia lainnya. mereka adalah manusia-manusia yang sulit dipahami dan tidak tembus pandang. usaha yang diperlukan bagi manusia lain untuk menyelami diri mereka menjadi sangat besar dan melelahkan. manusia-manusia ini unpredictable. jika tak kuat mental, jangan kaget jika kesabaran menjadi mudah habis dan berujung malas melanjutkan interaksi.

aku mengenal seorang manusia dengan sifat demikian. luar biasa pendiam; dia tidak bicara jika ia tidak merasa perlu berkontribusi -- bahkan, aku kira terkadang dia hanya berbicara agar tidak dianggap tak sopan. selama dua tahun aku mengenalnya, bagiku, interaksi kami luar biasa melelahkan. selama ini, belum pernah emosiku begitu terombang-ambing akibat pertemanan, hingga aku berteman dengan dia. selama ini, belum pernah aku begitu sering merasa tersinggung karena mengira aku tak berharga di mata manusia lain, hingga aku berteman dengan dia. selama ini, belum pernah aku begitu sering dikecewakan oleh satu manusia lain, selain dia. 

namun, selama ini, belum pernah aku memiliki keinginan sebesar ini untuk mengenal seseorang dengan dekat, hingga aku bertemu dengan dia. selama ini, belum pernah aku memiliki harapan begitu besar akan kemungkinan seseorang untuk berubah, selain kepada dia. selama ini, belum pernah aku masih berkeras untuk berusaha bahkan setelah aku dikecewakan berkali-kali, hingga aku berteman dengan dia. 

sayangnya, akhir-akhir ini begitu seringnya aku dikecewakan hingga akhirnya aku berusaha untuk menahan diri agar aku tidak terlalu tinggi berharap padanya. sayangnya, hal ini telah menjadi semacan 'kebiasaan' untukku, hingga akhirnya pada hari ini aku memandangnya rendah; memandangnya tidak menyukai aku dan tidak akan pernah menyukai aku; memandangnya tidak pantas untuk berteman denganku dan bahwa aku pantas untuk mendapatkan teman-teman yang lebih bisa menyayangiku dan bukannya membuatku terluka berkali-kali. 

to me, rejection still hurts even though it has happened many, many times.

akhir-akhir ini aku lebih mengerti makna frasa "we accept the love we think we deserve" dari karya Stephen Chbosky, the Perks of being a Wallflower. hanya diri kita sendiri yang memahami makna dan nilai diri kita. jika kita merasa rendah diri akibat perlakuan manusia lain kepada kita, itu artinya kita menerima bahwa manusia tersebut "benar", karena toh kita tidak mencegah manusia itu berbuat demikian kepada kita. 

jika aku mengingat apa yang terjadi padaku, apa yang aku rasakan sebagai akibat dari perbuatan sang manusia pendiam (yang kuharapkan dapat menjadi kawanku dan menganggapku kawan pula), aku merasa bahwa perbuatannya yang berulang kali menyakitiku (meskipun mungkin saja ia tidak sadar) adalah pertanda dari Tuhan bahwa manusia itu tidak baik untukku. bahwa manusia itu tidak baik untuk kehidupanku, dan perlu sesegera mungkin disingkirkan-Nya. atau, mungkin pula ini adalah bagian dari rangkaian proses-Nya dalam menyingkirkan manusia ini dari kehidupanku. 

namun, jika aku telah menyadari hal ini, mengapa aku masih terus berdoa agar aku diberikan kesabaran dan kemudahan dalam usahaku untuk berteman dengan sang manusia pendiam? mengapa aku masih bertahan dalam pertemanan ini? mengapa aku tidak berhenti berharap bahwa suatu hari dia bisa berubah hangat padaku, dan membuatku merasa bahwa aku benar-benar dianggapnya sebagai teman sesungguhnya?

aneh memang. kadang-kadang aku tidak memahami diriku sendiri.

apakah ini pertanda dari Tuhan bahwa kau tak baik untuk kehidupanku?

Posted on

Thursday, June 28, 2018

Category

,

,

Leave a Reply