Misread - Kings of Convenience
 
If you want to be my friend
You want us to get along
Please do not expect me to
Wrap it up and keep it there
The observation I am doing could
Easily be understood
As cynical demeanor
But one of us misread

And what do you know
It happened again

A friend is not a means
You utilize to get somewhere
Somehow I didn't notice
Friendship is an end
What do you know
It happened again

How come no-one told me
All throughout history
The loneliest people
Were the ones who always spoke the truth
The ones who made a difference
By withstanding the indifference
I guess it's up to me now
Should I take that risk or just smile?

What do you know
It happened again
What do you know
 
 

Sudah lama saya tidak posting. Walaupun masa ini masih termasuk awal masuk sekolah setelah liburan, kesibukan saya sudah menggunung rasanya..
 
Saya awali post kali ini dengan lirik lagu berjudul Misread oleh Kings of Convenience.
 
Mengapa?
 
Karena saya merasa lagu ini sangat cocok dengan keadaan saya sekarang.
 
Saya membaca di songmeanings.com, menurut sebagian besar orang makna lagu ini adalah tentang seseorang yang biasa berkata apa adanya. Saat dia berteman, dia tidak bisa meninggalkan kebiasaannya untuk berkata apa adanya, termasuk tentang kekurangan temannya. Sebenarnya dia tidak bermaksud jahat; dia hanya ingin membuat temannya sadar dan memperbaiki kesalahannya sehingga temannya menjadi orang yang lebih baik. Sayangnya, tidak semua orang bisa menerima 'kritik' ini, sehingga akhirnya temannya tadi meninggalkannya karena menganggap dia hanya bisa memberi kritik saja.
 
 
................................
 
 
Saya memang bukan orang yang biasa berkata apa adanya seperti yang dikatakan oleh lagu ini, tapi saya adalah orang yang memberitahu teman saya jika saya merasa dia melakukan hal yang salah. Maksud saya adalah agar teman saya bisa memperbaiki kesalahannya dan menjadi orang yang lebih baik, tapi teman ini malah, saya rasa, menjauhi saya.
 
Saya jadi bertanya-tanya, bukankah salah satu guna teman adalah untuk mengingatkan temannya jika ia bersalah atau lupa? Salah seorang teman saya di sekolah bilang, seharusnya sebagai teman, saya menerima teman saya 'apa adanya'. Tapi jika istilah 'apa adanya' ini mengandung suatu hal yang buruk, yang masih bisa kita tolong untuk diperbaiki, mengapa kita harus diam dan membiarkan teman kita jatuh ke jurang akibat kesalahan yang dia tidak sadari?
 
Apakah saya telah 'menuntut' teman saya terlalu banyak, sehingga dia menjauh? Apakah sebenarnya salah jika saya ingin membantu teman saya menjadi orang yang lebih baik?
 
Saya selalu berkata kepadanya, saya suka teman yang saling terbuka terhadap temannya yang lain. Teman yang mau mengingatkan saya jika saya bersalah. Teman yang berani berargumentasi jika pendapatnya tidak sama dengan saya. Teman yang percaya kepada saya sehingga dia tanpa ragu memberitahu saya kesalahan saya. Tapi sepertinya selama ini, hanya saya yang percaya kepadanya. Hanya saya yang 'cerewet' mengingatkan dia. Dan dia hampir tidak pernah mengatakan kepada saya jika saya bersalah kepadanya atau kepada orang lain.
 
Saya merasa dia seringkali tidak setuju dengan saran-saran yang saya berikan, dan hanya berkata 'ya' supaya saya diam dan tidak mengganggunya lagi.
 
Yah, itu hanya perkiraan saya saja. Sayangnya saya tidak bisa mengetahui penyebab sebenarnya dengan pasti karena dia tidak pernah mengatakannya.
 
Sepertinya kali ini saya tidak akan menanyakan penyebab perubahan sikapnya. Kali ini saya tidak akan berbicara kepadanya dulu kecuali tentang urusan yang mendesak atau jika dia mengajak saya bicara.
 
Rasanya saya ingin berhenti mempercayai dia..
 
Walaupun saya yakin dia tidak akan membaca posting ini, menulis di blog membuat hati saya lebih lega.
 
Jadi, terima kasih buat yang sudah membaca posting yang tidak penting ini. Terima kasih telah mau mendengarkan saya :)
 
 
 
 

 
 

Misread

Posted on

Friday, January 17, 2014

Category

1 Comment