perpisahan -- sesuatu yang tidak dapat dihindari.
semua orang bicara: 'ketika yang lama pergi, mereka akan digantikan yang baru dan lebih baik untukmu' -- kata-kata klise belaka rasanya.
hampir setahun aku berusaha hidup dan berdamai dengan kenyataan -- bahwa beberapa hal, beberapa benda, dan beberapa orang memang tidak ditakdirkan untuk selamanya berada dalam hidupku.
kau bilang: 'jangan khawatir, hidup bukanlah garis lurus'. ironis bagaimana aku merasa kedua garis kita nampaknya saling tegak lurus; hanya bersinggungan sekali dalam seumur hidup dan selepas pertemuan itu, kita berpisah semakin jauh dan jauh dan jelas sekali tidak akan bertemu lagi.
anehnya, pada titik temu kita yang hanyalah satu titik dalam koordinat tak terbatas, banyak hal yang terjadi -- hal-hal menyenangkan, menyedihkan, dan hal-hal menyayat hati. sayangnya, yang terakhir itulah yang terjadi pada kita. tidak bisa kupungkiri, hal terakhir yang terjadi pada kita adalah hal yang menyedihkan untuk satu pertemuan yang begitu singkat.
setiap malam aku mengakhiri hari dengan tekad tidak akan memikirkanmu lagi selamanya, dan selalu saja di pagi hari berikutnya, aku terbangun dengan sesak di dada karena masih saja bertemu denganmu di alam mimpi. aku kira dengan 'kaburnya' aku meninggalkan tempat-tempat yang penuh sesak akan kau, aku menjauhi kenangan itu. sayangnya, ia tetap mengejarku hingga ke pulau kecil ini.
waktu itu, aku pernah berbicara pada Tuhanku, semoga tidak perlu dipertemukan lagi denganmu -- setidaknya sampai tiga puluh tahun ke depan.
sekarang, aku takut doaku akan Ia kabulkan.