2014

"Amar Ma'ruf Nahi Munkar."


Ucapan tersebut sering saya dengar akhir-akhir ini, khususnya di sekolah, disampaikan oleh guru-guru di kelas. Mungkin mereka ingin mengingatkan kami, murid-muridnya yang sebentar lagi (in sya Allah) lulus dan keluar dari lingkungan mereka, menuju dunia masyarakat yang lebih luas.


Awalnya saya menanggapi ucapan ini dengan biasa saja, bahkan mungkin hanya sebentar-sebentar saya ingat, lalu tertimbun kembali oleh hal-hal lain. Tapi suatu hari, perkataan salah seorang guru menjadikan ucapan ini bermakna lain untuk pertama kalinya.

           "Kalian harus ingat selalu: Amar Ma'ruf Nahi Munkar, berbuatlah kebaikan dan cegahlah keburukan. Memang perkataan ini seakan mudah saja dilaksanakan."

          "Amar Ma'ruf, berbuat kebaikan itu memang sebenarnya mudah. Misalnya barang orang lain terjatuh, kita tinggal mengambilkannya dan kita telah melaksanakan Amar Ma'ruf."

          "Tetapi Nahi Munkar, mencegah orang lain berbuat buruk itu jauh lebih sulit. Jangankan mencegah orang lain, mencegah diri sendiri pun tidak selalu berhasil."


Dan kalimat terakhir tadi membuat saya berpikir. Benarlah ucapan beliau. Mencegah keburukan itu perlu keberanian dan usaha ekstra dibanding berbuat kebaikan. Padahal Nahi Munkar itu hukumnya wajib dalam ajaran agama yang saya anut. Mengapa begitu sulit?

Banyak juga alasan yang terpikir oleh saya, tapi akhirnya saya sampai pada satu kesimpulan: karena kita takut. 

Kita takut dikatakan 'sok alim', kita takut dijauhi orang yang kita tegur, kita takut tidak akan bisa hidup tenang lagi.

Anehnya, kita selalu takut, walaupun pelakunya adalah orang terdekat kita sendiri. (Menurut saya, justru karena mereka adalah orang terdekat, kita semakin segan untuk menegur karena takut akan perubahan sikap mereka terhadap kita.)


Manusia memang pada dasarnya tidak senang terhadap perubahan, walaupun perubahan itu membawa kebaikan. Manusia senang kepada hal-hal lama yang telah menjadi kebiasaan dan bagian hidup, walaupun itu buruk bagi mereka, karena mereka telah terjebak dalam zona nyaman mereka.
Begitu juga dengan saya.

Karena saya juga begitu, maka lebih mudah untuk saya untuk memahami mengapa orang lain melakukan ini dan itu - walaupun hal tersebut buruk - saya akan berpikir, 'Oh, mungkin memang begitu yang biasanya mereka lakukan'. 


Tadi siang, guru agama saya berkata bahwa hukum melakukan Nahi Munkar adalah wajib. Teman saya juga bercerita bahwa Allah pernah mengazab suatu kaum yang buruk perilakunya tanpa menyelamatkan seorang yang saleh di antara mereka, dikarenakan orang tersebut tidak pernah mencegah teman-temannya berbuat buruk walaupun ibadahnya baik.

Sekarang, setelah saya mengetahui ini, beranikah saya melakukan Nahi Munkar?

Saya harap begitu.

-NS





"Amar Ma'ruf Nahi Munkar"

Posted on

Tuesday, September 9, 2014

Category

,

Hello!

It's been a while since the last time I post something on this blog (well, three months are not exactly 'a while' though). But don't judge me, I have reasons!

First and foremost, I am now a 12th grader, which explains a LOT of my absence from this blog. In case you don't know, grade 12 is the final stage of high school education in Indonesia. Which means there will be exams and tests for graduation, and for our future too, because this stage is kind of crucial for it determines which university will we be in. Actually school starts on July 7th, but because we had our practical exam for Religion, Al-Quran, and Arabic we didn't really study anything back then. And then the Eid came up and we had a three-weeks-holiday (which rarely happens!), and now here I am, on my 3rd week of school.

Well, to speak honestly, us 12th graders only have approximately 7 months to learn our new materials AND to prepare for the National Exam (which consists of materials from grade 10-12), so this year is going to be hectic! (Or at least busier than last year, I'm not sure which one.)

Second, I kind of don't have anything interesting to write about. My three-weeks-holiday was just like another holiday, and I don't think there are some events I should highlight and tell you about. 

Third, I rarely have my me-time lately. I don't know whether I should be happy or annoyed about this, but my sister barely leaves my room everyday. I think she almost always stays here, unless it's bed time or she get pissed at me. I think I am more of a loner now, because I enjoy solitude more than before. I guess it's just an outcome of my growing up. Well, I think I achieve much more when I'm alone than when I'm not.
That's why sometimes I get annoyed of my sister being in my room, because I can't concentrate like when I'm alone when I'm not.

And the correlation of that as my third reason, is that I enjoy writing alone. As I have told you before, I achieve much more when I'm alone than when I'm not.

By the way, after posting this, I can't promise that I'll be writing again shortly. As I have told you before, this year is the final year of my education phase in high school, so I guess most of my spare time will be used for studying instead of writing. 

I hope you won't be tired of waiting!


- N. S.

I'm Back, People!

Posted on

Monday, August 25, 2014

Category

,

Misread - Kings of Convenience
 
If you want to be my friend
You want us to get along
Please do not expect me to
Wrap it up and keep it there
The observation I am doing could
Easily be understood
As cynical demeanor
But one of us misread

And what do you know
It happened again

A friend is not a means
You utilize to get somewhere
Somehow I didn't notice
Friendship is an end
What do you know
It happened again

How come no-one told me
All throughout history
The loneliest people
Were the ones who always spoke the truth
The ones who made a difference
By withstanding the indifference
I guess it's up to me now
Should I take that risk or just smile?

What do you know
It happened again
What do you know
 
 

Sudah lama saya tidak posting. Walaupun masa ini masih termasuk awal masuk sekolah setelah liburan, kesibukan saya sudah menggunung rasanya..
 
Saya awali post kali ini dengan lirik lagu berjudul Misread oleh Kings of Convenience.
 
Mengapa?
 
Karena saya merasa lagu ini sangat cocok dengan keadaan saya sekarang.
 
Saya membaca di songmeanings.com, menurut sebagian besar orang makna lagu ini adalah tentang seseorang yang biasa berkata apa adanya. Saat dia berteman, dia tidak bisa meninggalkan kebiasaannya untuk berkata apa adanya, termasuk tentang kekurangan temannya. Sebenarnya dia tidak bermaksud jahat; dia hanya ingin membuat temannya sadar dan memperbaiki kesalahannya sehingga temannya menjadi orang yang lebih baik. Sayangnya, tidak semua orang bisa menerima 'kritik' ini, sehingga akhirnya temannya tadi meninggalkannya karena menganggap dia hanya bisa memberi kritik saja.
 
 
................................
 
 
Saya memang bukan orang yang biasa berkata apa adanya seperti yang dikatakan oleh lagu ini, tapi saya adalah orang yang memberitahu teman saya jika saya merasa dia melakukan hal yang salah. Maksud saya adalah agar teman saya bisa memperbaiki kesalahannya dan menjadi orang yang lebih baik, tapi teman ini malah, saya rasa, menjauhi saya.
 
Saya jadi bertanya-tanya, bukankah salah satu guna teman adalah untuk mengingatkan temannya jika ia bersalah atau lupa? Salah seorang teman saya di sekolah bilang, seharusnya sebagai teman, saya menerima teman saya 'apa adanya'. Tapi jika istilah 'apa adanya' ini mengandung suatu hal yang buruk, yang masih bisa kita tolong untuk diperbaiki, mengapa kita harus diam dan membiarkan teman kita jatuh ke jurang akibat kesalahan yang dia tidak sadari?
 
Apakah saya telah 'menuntut' teman saya terlalu banyak, sehingga dia menjauh? Apakah sebenarnya salah jika saya ingin membantu teman saya menjadi orang yang lebih baik?
 
Saya selalu berkata kepadanya, saya suka teman yang saling terbuka terhadap temannya yang lain. Teman yang mau mengingatkan saya jika saya bersalah. Teman yang berani berargumentasi jika pendapatnya tidak sama dengan saya. Teman yang percaya kepada saya sehingga dia tanpa ragu memberitahu saya kesalahan saya. Tapi sepertinya selama ini, hanya saya yang percaya kepadanya. Hanya saya yang 'cerewet' mengingatkan dia. Dan dia hampir tidak pernah mengatakan kepada saya jika saya bersalah kepadanya atau kepada orang lain.
 
Saya merasa dia seringkali tidak setuju dengan saran-saran yang saya berikan, dan hanya berkata 'ya' supaya saya diam dan tidak mengganggunya lagi.
 
Yah, itu hanya perkiraan saya saja. Sayangnya saya tidak bisa mengetahui penyebab sebenarnya dengan pasti karena dia tidak pernah mengatakannya.
 
Sepertinya kali ini saya tidak akan menanyakan penyebab perubahan sikapnya. Kali ini saya tidak akan berbicara kepadanya dulu kecuali tentang urusan yang mendesak atau jika dia mengajak saya bicara.
 
Rasanya saya ingin berhenti mempercayai dia..
 
Walaupun saya yakin dia tidak akan membaca posting ini, menulis di blog membuat hati saya lebih lega.
 
Jadi, terima kasih buat yang sudah membaca posting yang tidak penting ini. Terima kasih telah mau mendengarkan saya :)
 
 
 
 

 
 

Misread

Posted on

Friday, January 17, 2014

Category

Hari ini, salah seorang teman saya mengatakan sesuatu yang benar-benar membuat saya berpikir.

"Kita bukan mencari teman yang cocok, tapi mencari yang sependapat dengan kita biar kita nggak sendirian."

Saya baru sadar tentang hal ini, hal yang saya lakukan tetapi tidak saya sadari.

Tadi saya sudah berpikir tentang hal ini, dan inilah hasil renungan saya:

Kita, baik disadari atau tidak, selalu ingin menjadi mayoritas daripada minoritas. Hal ini mempengaruhi pertemanan kita: dengan siapa kita berteman.

Di suatu kelompok pertemanan yang orang-orangnya bertolak belakang dengan kita, kita merasa tidak nyaman. Merasa menjadi satu-satunya yang 'diserang' dan 'kalah' saat kita menyuarakan pendapat kita, yang berbeda dengan pendapat mereka.
Karena ketidaknyamanan inilah kita memutuskan untuk mencari teman lain yang sependapat supaya kita bisa menjadi golongan mayoritas, golongan yang lebih kuat.

Saya rasa hal ini sedang saya saksikan sekarang, di awal tahun 2014 ini. And it's been going for a while now.




Majority

Posted on

Wednesday, January 8, 2014

Category

,

,